Favorit

Selasa, 15 Februari 2011

Karakteristik Perubahan Belajar Anak



A.          karakteristik perubahan hasil belajar
Sebelum membahas mengenai ciri – ciri perubahan hasil belajar terlebih dahulu perlu penulis jelaskan mengenai pengertian belajar dan hakikat belajar. Belajar merupakan kata yang tidak asing bagi kita, namun tidak setiap orang mengetahui arti belajar itu. Sebagian para ahli psikologi pendidikan berpendapat bahwa belajar adalah usaha individu untuk memperoleh suatu perubaha secara keseluruhan.
Sedangkan belajar menurut Drs. Saiful Bahri Djamarah dalam  bukunya Psikologi Belajar, belajar adalah “Serangkaian kegiatan jiwa raga untuk memperoleh suatu perubahan tingkahlaku sebagi hasil dari pengalaman individu dalam berinteraksi terhadap lingkungannya yang menyangkut kongnitif, afektif dan psikomotor.
Dari sejumlah pengertian belajar ada kata yang sangat penting untuk dibahas yaitu kata “ perubahan atau change, dari kata itu maka  hakikat belajar adalah perubahan. Namun tidak semua perubahan tingkahlaku dapat dinggap belajar.
Perubaha yang timbul karena proses belajar sudah tentu memlikik ciri – ciri perwujudan yang khas. Diantar perubahan yang khas yang menjadi karakteristik prilaku belajar yang terpenting adalah :

1.      Perubahan Intensional
Perubahan yang terjadi dalam proses belajar adalah berkat pengalaman atau praktek yang dilakukan dengan sengaja dengan disadari atau dengan kata lain buka kebetulan. Ciri – ciri ini mengandung konotasi bahwa siswa menyadari akan adanya perubahan dalam dirinya, seperti penambahan pengetahuan, kebiasaan, sikap dan pandangan tertentu, keterampilan dan sebagainya. Disamping prilaku belajar itu menghendaki perubahan yang disadari ia juga diarahkan pada tercapainya perubahan tersebut.
  
2.      Perubahan Positif – Aktif
Perubahan yang terjadi karena proses belajar bersifat positif aktif. Positif artinya baik, bermanfaat, serta sesuai dengan harapan. Adapun perubahan aktif adalah tidak terjadi dengan sendirinya seperti karena proses kematanga, tetapi karena usaha siswa itu sendiri.
3.      Perubahan Efektif - Fungsional
Perubahan yang timbul karena proses belajar bersifat efektif yakni berhasil guna. Artinya perubaha tersebut membawa pengaruh, makna, dan manfaat tertentu bagi siswa. Selain itu perubahan dalam proses belajar bersifat fungsional dalam arti bahwa ia relatif menetap dan setiap saat apabila dibutuhkan, perubahan tersebut dapat diproduksi dan dimanfaatkan.
Selain itu perubahan yang efektif dan fungsional biasanya bersifat dinamis dan mendorong timbulnya perubahan yang positif.

B.           manifestasi PRILAKU belajar
Manifestasi atau perwujudan perilaku belajar biasanya lebih sering tampak dalam perubahan – perubahan sebagai berikut :

1.      Manifestasi Belajar
Setiap siswa yang telah mengalami proses belajar, kebiasaannya akan berubah. Pembiasaan ini terjadi karena prosedur pembiasaan. Contoh : siswa yang belajar membaca Al – quran secara terus menerus dan berusaha menghindari kesalahan – kesalahan, maka dia akan terbiasa membaca dengan baik dan benar. Jadi membaca Al – quran dengan baik dan benar itulah perwujudan perilau belajar siswa tadi.

2.      Manifestasi Keterampilan
Keterampilan adalah keahlian tertentu yang mencakup aspek jasmani seperti menulis, mengetik, olah raga dan sebagainya. Keterampilan ini membutuhkan gerakan yang teliti dan kesadaran yang tinggi.

3.      Manifestasi Pengamatan
Dengan melakukan pengamatan maka siswa akan mampu mendapatkan kebenaran secara obyektif. Sedang pengmatan adalah proses menafsirkan dan memberi arti secara indrawi.

4.      Manifestasi Berfikir Asosiatif dan Daya Ingat
Berfikir asosiatif merupakan proses penghubungan antara rangsangan dengan respon. Berpikir asosiatif adalah berpikir dengan cara menghubungkan sesuatu dengan yang lain. Sedangkan kemampuan siswa dalam mengasosiasikan suatu permasalahan sangant dipengaruhi oleh tingkat pengertian dan pengetahuan yang diperoleh dari hasil belajar.
Contoh : siswa yang mampu menjelaskan sholat. Kemampuan siswa tersebut dalam mengasosiasikan sholat  dengan kewajiban sebagai muslim atau dengan rukun islam, kemampuan menjelaskan itu hanya bisa didapat apabila ia telah mempelajarai ajaran – ajaran syari’at Islam.
Daya ingat dikatakan sebagai perwujudan belajar karena merupakan unsur pokok dalam berpikir asosiatif.
    
5.      Manifestasi Berpikir Rasional dan Kritis.
Berpikir rasional dan kritis adalah perwujuda prilaku belajar terutama yang bertalian dengan pemecahan masalah. Pada umumnya siswa yang berpikir rasional akan menggunakan prinsip – prinsip dan dasar – dasar  pengetian dalam menjawab pertanyaan “baigaimana” ( how ) dan “mengapa” ( why ). Dalam berpikir rasional, siswa dituntut menggunkan logika ( akal sehat ) utuk nenentukan sebab akibat, menganalisis, menarik kesimpulan dan bahkan menciptakan hukum – hukum ( kaidad teoritik ) dan ramalan – ramalan.

6.      Manifestasi Sikap
Sikap adalah pandangan atau kecenderungan mental. Dengan demikian pada prinsipnya sikap itu dapat kita anggap suatu kecenderungan siswa untuk bertindak dengan cara tertentu. Dalam hal ini, perwujudan prilaku belajar siswa akan ditandai dengan munculkan kecenderungan – kecenderungan baru yang telah berubah ( lebih maju dan lugas ) terhadap suatu obyek, tata nilai pristiwa dan sebagainya.
  
7.      Manifestasi Inhibisi
Secara ringkas inhibisi adalah upaya pengurangan atau pencegahan timbulnya suatu respon tertentu karena adanya proses respon lain yang sedang berlangsung (Reber, 1988 ). Dalam hal belajar  yang dimaksut dengan inhibisi adalah kesanggupan siswa untuk mengurangi atau menghentikan tindakan yang tidak perlu. Karena itu Perwujudan perubaha prilaku belajar dapat dilihat pada inhibisi.

8.      Manifestasi Apresiasi
Dalam penerapanya apresiasi sering diartiakan sebagai penghargan atau penilaian terhadap benda – benda baik abstrak maupun kongkrit yang memiliki nilai luhur. Aprisiasi adalah gejala afektif yang pada umumnya ditunjukan pada karya seni budaya seperti : seni sastra, seni lukis, seni tari dan lain sebagainya. Tingkat apresiasi seorang siswa juga sanga tetergantung pada tingkat pengalaman belajarnya.

9.      Manifestasi Tingkahlaku Afektif
 Tingkah laku afektif adalah tingkah laku yang menyangkut keaneka ragaman perasan seperti : takut, sedih, gembira, kecewa, senang, benci, was – was dan lain sebagainya.
Seorang siswa misalnya dapat dianggap sukses sacara afektif dalam hal agama apabila ia telah menyenanggi dan menyadari dengan ikhlas kebenaran ajaran agama yang ia pelajari, lalu menjadikannya sebagai sistem nilai diri. Kemudian pada gilirannya ia menjadikan sistem penilaian ini sebagai penuntun hidup, baik dikala suka maupun duka. ( Darajat, 1985 )
     
C.          ragam belajar
Dalama proses belajar dikenal adanya bermacam – macam kegiatan yang memiliki corak yang berbeda – beda antara yang satu dengan yang lain, baik dari aspek tujuan dan perubahan prilaku yang diharapkan. Adapun kegiatan tersebut adalah :
1.      Ragam Abstrak
Balajar abstrak artinya belajar dengan mengunakan cara – cara berpikir abstrak. Yaitu mengunakan akal yang kuat disamping penguasaan prinsip, konsep dan generalisasi. Adapun tujuannya adalah untuk memperoleh pemahaman dan pemecahan permasalahan yang tidak nyat. Misalnya belajar kimia, astronomi dan lain sebagainya.
  
2.      Ragam Keterampilan
Belajar keterampilan adalah belajar dengan menggunakan gerakan – gerkan motorik. Tujuannya adalah memperoleh dan menguasai keterampilan jasmani tertentu. Dalam belajar jasmani ini latihan intensif dan teratur sangant diperlukan. Contoh belajar jenis ini adalah musik, menari, melukis dan sebagainya.

3.      Ragam Sosial
Belajar sosial pada dasarnya adalah belajar memecahkan masalah – masalah dan teknik – teknik untuk memecahkan masalah tersebut. Tujuan belajar sosial ini adalah : menguasai pemahaman dan penguasaan dalam memecahkan masalah – masalah sosial seperti masalah keluarga, masalah persahabatan masalah kelompok dan masalah – masalah lain yang bersifat kemasyarakatan.

4.      Ragam Pemecahan Masalah
Belajar pemecahan masalah pada dasarnya adalah belajar mengunakan metode – metode ilmiyah atau berfik secara sistematis, logis, teratur dan teliti. Tujuannya adalah untuk memperoleh kemampuan dan kecakapan kongnitif untuk memecahkan masalah secara rasional, lugas dan tuntas

5.      Ragam Rasional
Belajar rasional adalah belajar dengan mengunakan kemampuan berpikir secara logis dan sistematis. Tujuannya adalah untuk memperoleh aneka ragam kecakapan mengunakan prinsip – prinsip dan konsep – konsep. Perbedaan belajar rasional dengan belajar pemecahan masalah adalah belajar rasional tidak memberi tekana khusus pada penggunaan bidang studi eksakta. Arinya bidang studi noneksakta pun memiliki efek yang sama dengan bidang studi eksakta dalam belajar rasional.
    
6.      Ragam Kebiasaan
Belajar kebiasaan adalah proses pembentukan kebiasaan – kebiasaan baru atau perbaikan kebiasaan – kebiasaan yang ada. Tujuan belajar kebiasaan adalah agar siswa memperolah sikap – sikap dan kebiasaan perbuatan baru yang lebih tepat dan positif dalam arti selaras dengan kebutuhan ruang dan waktu.

7.      Ragam Apresiasi
Belajar apresiasi adalah belajar mempertimbangkan arti penting atau nilai suatu obyek. Tujuannya adalah agar siswa meperoleh dan mengembangkan kecakapan ranah rasa yang dalam hal ini kemampuan menghargai secara tepat terhadap nilai obyek tertentu misalnya apresiasi sastra, apresiasi musik dan lain sebagainya.

8.      Ragam Pengetahuan
Belajar pengetahuan adalah belajar dengan cara melakukan penyelidikan mendalam terhadap obyek pengetahuan tertentu. Tujuan belajar pengetahuan adalah agar siswa memperoleh atau menambah informasi dan pemahaman terhadap pengetahuan tertentu yang biasanya rumit dan memerlukan kiat khusus dalam mempelajarinya, misalnya dengan mengunakan alat –alat laboratorium dan penelitian lapangan.



DAFTAR PUSTAKA

Djamaroh, Bahri, Saiful. 2002. Psikology Belajar ( Jakarta : Ranika Cipta )
Syah Muhibbin. 2003. Psikology Belajar ( Jakarta : PT. Grafindo Persada )

Tidak ada komentar:

Posting Komentar


ShoutMix chat widget